2 Camat Nonton Bokep Dihadapan Bupati Yang Sedang Pidato
Tingkah para pejabat kini semakin aneh-aneh saja. Mereka seolah tak
sadar ada etika dan kepatutan yang mesti dijaga. Seperti terjadi di
Kabupaten Malang, saat bupati berpidato, dua orang camat malah asyik
nonton video porno. Terlalu! Peristiwa yang terjadi di sela sidang
paripurna pembahasan empat rancangan peraturan daerah (raperda) di
Gedung DPRD Kabupaten Malang, Senin (14/3/2011) itu, tidak sengaja
terekam kamera wartawan yang meliput dari balkon. Namun, kasus itu baru
terungkap pada Jumat (18/3/2011).
Entah, mungkin terlalu jenuh karena lama mendengarkan pidato pandangan
Bupati Rendra Kresna dan fraksi-fraksi, di sela acara serius itu, dua
orang camat dan seorang pejabat setempat mencari hiburan dengan menonton
film porno. Awalnya, salah satu oknum camat yang baru dilantik pada 7
Januari 2011 lalu itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah BlackBerry (BB) dari
saku celananya. Entah siapa pemilik BB tersebut, tak berapa lama, ia
kemudian memutar sebuah file film porno yang memperlihatkan adegan
bersetubuh.
Dasar, mungkin karena punya pikiran yang sama, camat yang berada di
sebelahnya rupanya tak mau ketinggalan. Ia kemudian memindahkan
pandangannya dari sudut depan, tempat Bupati Rendra berpidato, ke arah
film tersebut. Begitu juga pejabat sebelahnya. Maka, kompaklah ketiganya
menikmati film panas itu.
Deretan tempat duduk para ‘pejabat negara’ itu, kebetulan memang hanya
diisi oleh empat orang, sehingga tak sampai menimbulkan kegaduhan.
Ketiganya terlihat asyik menonton, meski sekilas seperti memerhatikan
pembahasan Raperda. Apalagi adegan yang berlangsung selama beberapa
menit di ponsel tersebut juga sedang hot.
Bukannya malah simak pidato Bupati malah asyik lihat video porno
Seorang pejabat di sebelah camat pemilik BB itu sempat mengingatkan agar
tidak menunjukkan video itu dengan cara menepuk tangannya. Nampak dia
juga berusaha meminta agar film di BB itu segera dimatikan. Apalagi di
belakang tempat duduk mereka, juga ada pimpinan satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) lainnya yang serius mendengarkan Raperda.
Tapi, sang camat itu terlihat masih asyik. Maklum, cara menonton film
itu memang tidak mencolok. Sang camat memperlihatkan di bawah meja.
Tapi, karena layar ponsel itu lebar, maka gambarnya juga sangat jelas.
Karena itu tiga pejabat di satu deret tempat duduk itu bisa nonton
bareng. Mungkin karena sudah selesai, camat pemegang ponsel yang diduga
berasal dari Malang di bagian timur ini tak lama kemudian mematikan
film. Ia keluar dari ruangan menuju kamar kecil dan tidak kembali lagi.
Bukannya malah simak pidato Bupati malah asyik lihat video porno
Atas kejadian itu, Bupati Malang Rendra Kresna sangat menyesalkan.
“Seharusnya pembahasan Raperda disimak, karena itu juga penting bagi
mereka. Saya tidak memungkiri kalau ada individu yang pasti memiliki
koleksi film seperti itu ada di ponselnya. Tapi, kalau memutar film itu
dalam sidang paripurna, ya salah tempat,” kata Rendra Kresna menjawab
Surya, Jumat malam.
Ia menyatakan, kesalahan itu pada masalah etikanya. Tidak seharusnya
pejabat publik melakukan itu di gedung wakil rakyat, saat membahas
masalah serius. Dikatakan Rendra, empat Raperda yang dibahas saat itu
merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Malang yang harus diketahui para pejabat yang hadir dalam
sidang itu.
Dari rekaman gambar yang diperoleh wartawan, entah apakah Rendra sudah
pasti mengetahui sosok yang dimaksud. Namun, dia memastikan akan
memberikan sanksi pada tiga pejabat yang menonton film biru di ruang
sidang. “Nanti biar ditangani oleh Inspektorat Kabupaten Malang,”
katanya.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Malang, Purnomo Anwar berpendapat, sidang
paripurna yang dimulai pukul 10.00 hingga 14.00 itu, adalah forum resmi
yang harus disimak secara serius. Apalagi saat itu semua pejabat hadir.
Seperti bupati, wakil bupati, sekda dan para asistennya, pimpinan SKPD,
seluruh camat dan seluruh pimpinan DPRD. Ini menunjukkan pentingnya
acara itu.
“Memang kadang-kadang kalau kelamaan acaranya, timbul rasa mengantuk dan
bosan. Itu manusiawi sekali. Tapi kalau sampai memutar film seperti itu
di ruang sidang ya nggak etis,” cetus politisi dari Partai Golkar ini.
Pengamat sosial dari Universitas Negeri Malang (UM), Marthein Pali
menilai, perilaku yang dilakukan camat dan pejabat tersebut merupakan
hal tak terpuji. Apalagi mereka adalah pejabat negara. “Sebenarnya, ini
masih dalam taraf kewajaran. Hanya saja, mengapa mereka melakukannya
tidak pada tempatnya, yakni sewaktu mengikuti sidang paripurna DPRD
Kabupaten Malang,” katanya.
Dikatakan, menonton film porno dalam situasi seperti sekarang bukan
barang yang aneh lagi. “Yang salah, dia tidak bisa menempatkan dirinya,
itu saja,” kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pascasarjana UM
ini. Menurutnya, menonton video porno lewat ponsel saat sidang
menunjukkan, sang pejabat tidak memiliki komitmen terhadap profesinya.
“Sebab, dia kan sedang berada dalam ruang sidang yang di sana juga
dihadiri Bapak Bupati. Apalagi ini sidang untuk kepentingan rakyat,”
katanya.
Meski demikian, pada sisi lain, apa yang dilakukan oleh pelaku dengan
nonton video porno tidak pada tempatnya ini, di mata Martheil juga imbas
dari makin modernnya teknologi. Jika ponsel dengan fasilitas video
tidak pernah ada, barangkali perilaku menonton video di tempat sidang
dan tempat lainnya tidak bakalan terjadi.
Apa yang terjadi di Malang boleh jadi memang manusiawi. Juli lalu,
kejadian serupa juga terjadi di Lampung. Saat Bupati Way Kanan Tamanuri
membacakan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj.) akhir masa
jabatan, enam oknum camat asyik menonton video porno yang diperankan
artis Indonesia. Meski demikian, tentu saja ini harus menjadi pelajaran
bersama, tak sepatutnya pejabat pemerintah mengumbar kebiasaan yang
kurang patut di sembarangan tempat.
Buset dah, jangan lupa