KOMPAS.COM/HERY PRASETYO
Perancang bola Jabulani, Hans-Peter Nuerberg (kanan), menjelaskan kelebihan bola Piala Dunia 2010 itu kepada Kompas.com. Dia didampingi peneliti bola tersebut, Dr Andy Harland, dari Universitas Loughborough, Inggris.
TANPA kerja pria yang satu ini, Han Peter Nurnberg, mungkin bola Jabulani tidak akan hadir di putaran final Piala Dunia 2010. Kolaborasi dan supervisi yang dilakukan bersama Dr Andy Harland PhD dari Universitas Loughborough membidani lahirnya bola resmi Piala Dunia yang cukup spektakuler. Berikut wawancara wartawan
Tribunnews.com Mohamad Nurfahmi Budi dengan Senior Development Engineer Adidas Corp tersebut di Afrika Selatan.
T: Mengapa Anda memilih bekerja sama dengan Loughborough?
J: Semua itu karena alasan reputasi. Mereka sukses mengembangkan sistem aerodinamis di level apa pun, baik untuk mobil balap formula satu maupun pesawat terbang.
T: Apa keuntungan bagi Anda?
J: Sudah tentu banyak. Namun, yang pasti niat awal adalah memperoleh bola yang sesempurna mungkin untuk para pemain terbaik dunia. Dan, itu bisa kami dapatkan di Loughborough. Mereka memiliki terowongan angin yang memudahkan pencitraan Jabulani, sehingga setiap detail kelemahan dan kekuatan bola bisa terlihat.
T: Apakah Jabulani memiliki kelemahan?
J: Saya pikir kami sudah berjuang maksimal dan Jabulani adalah bola paling sempurna di dunia saat ini.
T: Bagaimana titik awal pengembangan Jabulani?
J: Secara umum, kami sudah bekerja sama dengan Loughborough sejak delapan tahun silam. Itu artinya tidak hanya Jabulani saja. Tetapi secara khusus kami melakukan riset bersama usai Piala Dunia 2006. Di sana banyak sekali masukan, yang akhirnya kami aplikasikan di model terbaru bola ini, Jabulani.
T: Anda puas dengan Jabulani?
J: Kalau puas tentu saja relatif. Tapi saat ini saya jamin, Jabulani adalah bola terbaik.
T: Mengenai harga di pasaran?
J: Tidak ada perubahan, artinya dengan penggunaan teknologi tinggi, kami tetap ingin meramaikan pentas sepak bola dunia, jadi harga pasaran tetap sama dengan bola-bola sebelumnya.