Kembalikan Jati Diri Persib
PELATIH Persib, Daniel Roekito memperhatikan Gilang Angga dan Atep
melakukan sprint saat latihan di Stadion Siliwangi Bandung, beberapa
waktu lalu.
LIGA Super Indonesia (LSI) 2010/2011 sebentar lagi berakhir. Publik
sepak bola Bandung sudah tahu, meski masih menyisakan tiga laga lagi,
Persib dipastikan gagal mewujudkan impiannya. Jangankan trofi juara,
target revisi berada di peringkat 5 Besar pun hampir mustahil bisa
dicapai.
Terlepas dari persoalan internal yang melanda manajemen klub sejak awal
musim, kegagalan Persib kali ini merupakan ulangan kesalahan yang
terjadi dalam empat musim terakhir. Apa itu?
"Setiap musim, Persib selalu mencanangkan target juara. Karena fokus
memburu gelar juara, setiap musim Persib melakukan langkah instan dengan
mendatangkan pemain jadi. Meski pemain yang didatangkan punya kualitas,
kekompakan dan keutuhan tim sulit terbentuk karena setiap tahun pemain
datang dan pergi. Di sisi lain, program pembinaan pemain untuk
regenerasi pun terlupakan," papar asisten pelatih Persib, Robby Darwis.
Analissi Robby tentu saja tidak asal cuap. Sebab, mantan kapten Persib
ini menjadi saksi perjalanan tim yang tetap dibanggakan bobotohnya ini
dalam empat musim terakhir.
"Juara tak bisa diraih dengan cara instan. Dulu, beberapa kali gelar
juara yang kami persembahkan untuk Persib tidak ujug-ujug diraih begitu
saja. Kami dibina secara spartan lebih dari lima tahun," tutur
satu-satunya pemain yang menjadi bagian kekuatan Persib saat menjuarai
Kompetisi Perserikatan 1986, 1989/1990, 1993/1994, dan LI I/1994-1995
ini.
Berdasarkan catatan "GM", dalam empat musim terakhir, tepatnya sejak LI
XIII/2007, Persib selalu jor-joran mendatangkan pemain asing maupun
nasional yang berbanderol tinggi. Langkah ini dilakukan manajemen tim
karena asumsi gelar juara itu hanya bisa diraih oleh pemain-pemain
berkualitas nomor satu yang tentu saja harganya mahal. Karena itu tidak
mengherankan, jika di setiap musimnya, Persib bisa menghabiskan dana
antara Rp 20 miliar - Rp 30 miliar.
Hasilnya? Semua orang sudah tahu jawabannya: gagal dan gagal lagi.
"Semua kegagalan ini terjadi karena Persib sudah melupakan jati dirinya
sebagai tim yang selalu mengandalkan pemain binaannya sendiri. Sayang,
padahal potensi dan talenta pemain yang ada di sekitar kita pun tidak
kalah dengan pemain-pemain yang didatangkan Persib selama ini," timpal
legenda hidup Persib lainnya, Adjat Sudrajat.
Momentum yang tepat
Apa yang diungkapkan Robby dan Adjat sepertinya harus segera menjadi
bahan pemikiran para petinggi PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB).
"Setiap tahun, Persib mendatangkan pemain asing dan nasional yang
harganya mahal. Tapi lihat, hasilnya tetap sama; gagal. Karena itu,
sudah saatnya bagi Persib untuk kembali mengutamakan pemain-pemain hasil
pembinaan secara berkesinambungan," tambah Adjat.
Robby dan Adjat boleh jadi benar. Tapi, yang jadi persoalan, selama ini
beberapa petinggi PT PBB berasumsi kalau program pembinaan itu merupakan
tugas Pengcab PSSI Kota Bandung. Bukti paling sahih, dalam dua
penyelenggaraan LSI terakhir, PT PBB selalu menyerahkan penyiapan dan
pengelolaan tim Persib U-21 kepada Pengcab PSSI Kota Bandung.
Bukti lainnya, sejak didirikan, dalam struktur perusahaan PT PBB tidak
pernah ada jabatan Direktur Teknik yang merancang berbagai program
penyiapan tim, dari mulai pemanduan bakat (talent scouting), youth
development (pengembangan pembinaan pemain muda) hingga pengadaan kamp
khusus untuk peningkatan kualitas pemainnya, seperti layaknya yang
dilakukan klub-klub profesional di negeri yang sepak bolanya sudah maju.
Mengutip ucapan Direktur Eksekutif PT LI, Joko Driyono dalam acara
workshop media bersama wartawan peliput LSI di Bandung dua tahun silam,
sudah saatnya Persib mengembalikan jati dirinya sebagai tim yang berjaya
dengan pemain binaannya sendiri. "Persib jangan bangga bisa
mendatangkan pemain berkualitas dengan harga selangit. Tapi, Persib
harus bangga menciptakan bintang baru dari hasil pembinaannya sendiri,"
ujar Joko ketika itu.
sumbernya gan
http://www.persib-bandung.or.id/news?cod=2856
kalau suka jempol ke atas nya dong gan