Sungguh menyedihkan keadaan sebagian pelajar di beberapa PTS/PTN. Umat
Islam yang benar-benar beriman hendaknya sedih dan kasihan melihat
keadaan ini. Mereka yang dikatakan termasuk orang yang jadi generasi
bangsa dan agama tapi ternyata menginjak agama dan juga nama PTS/PTN itu
sendiri. Apa itu ? Pergaulan mereka yang modern dan jahiliyah, yaitu
berpacaran. Bahkan yang menyedihkan sampai kawinpun disebabkan dari asal
pacaran mereka (na'udzubillah min dzalik). Wahai saudaraku seiman,
adakah Islam membolehkan yang namanya pacaran
sebagaimana yang dilakukan oleh muda mudi sekarang ? Atau perkenalan
dulu setahun dua tahun sebelum nikah ? Wahai saudaraku, mari kita
pelajari Al quran dengan benar dan hati yang suci. Jangan kita tafsirkan
Alquran dengan nafsu kita, jangan jadikan Alquran dibelakang kita
(mengikuti kita) tapi jadikan ia sebagai imam (ikutan kita). Jangankan
untuk pacaran, memandang wanita atau sebaliknya itu saja dilarang oleh
ayat Annur ayat 30 - 31 dan banyak hadits yang berhubungan dengan ayat
itu. Orang yang banyak bergaul dan memandang wanita yang bukan muhrimnya
(dilarang dipandang) atau sebaliknya maka ia tidak akan merasakan
manisnya iman, shalat tidak akan menjadi penyejuk matanya. Kepahaman
pada Alquran pun sangat sulit diberikan. Banyak orang yang tahu Arti
Alquran, bisa membaca, tahu tafsirnya tapi tidak paham kemana arah dan
tujuannya. Kalau pelajar PTS/PTN saja berpacaran maka bagaimana dengan
orang diluar mereka ? Kalau orang yang dianggap menjadi generasi bangsa
dan agama, pelajar saja memandang/ bergaul dengan yang bukan muhrim
biasa saja maka bagaimana dengan orang yang ugal - ugalan ? Jadi wajar
orang lain diluar berzina kalau orang yang menjadi generasi bangsa dan
agama, pelajarsaja berpacaran (menganggap pergaulan bukan muhrim itu
boleh). Kalau pelajar PTS/PTN kawin disebabkan pacaran maka wajar adik
kelasnya kawin disebabkan kecelakaan (pahamkan maksudnya ?). Jadi benar
Rasulullah saw mewasiatkan agar hati - hati dengan wanita. Wahai
saudaraku, kalau perbuatan larangan itu dilakukan maka manusia itu telah
berkedok atau bergaya terpelajar tapi seperti musang berbulu domba.
Keliatannya baik tapi isinya sama saja dengan orang lain yang biasa di
masyarakat. Lalu bagaimana dengan kata orang sekarang dengan penjajakan
dulu sebelum nikah, menjalin hubungan dulu setahun dua tahun sebelum
nikah dengan maksud untuk mengenal sifat atau watak masing - masing ?
Masya Allah ...., hal itu bukan ajaran Alquran atau hadits. Dalam fiqih
adanya hukum meminang / khithab dengan bolehnya memandang kepada calon
yang diinginkan. Ini berarti sebelum kita ada keinginan hati untuk
meminang maka tidak dianjurkan untuk memandang calon wanita itu. Karena
agama tidak membolehkan memandang wanita yang bukan muhrim. Pandangan
pertama bagian kita dan yang kedua adalah dosa bagi kita. Dalam mafhum
hadits diriwayatkan seorang sahabat bertanya tentang pandangan tidak
sengaja kepada hal yang diharamkan, maka Nabi saw menyruh untuk
memalingkan wajah. Itu hal yang tidak sengaja lalu bagaimana dengan
berteman, berdua - duaan, ber-sms-an, ditambah kata rayuan,
sayang-sayangan ( mungkin ada yang berdalih itu - ini agar keinginan
nafsu bisa terwujud). Kalau seseorang itu kawin disebabkan pacaran maka
bagaimana nanti dengan perkawinan anak cucu ? Jadi beruntung orang yang
kawin tapi Allah swt jauhkan ia dari sebab pacaran/ hal yang dilarang
agama. Wahai saudaraku, kalau anda ingin kawin maka usahakan jangan
disebabkan karena pacaran. Kenapa ? Anda fikirkan saja berapa banyak
mendapat dosa yang disebabkan karena pacaran, ditambah lagi kurangnya
berkah dari perkawinan tersebut yang disebabkan dosa pacaran. Silahkan
anda renungi dengan hati yang tenang dan khusyuk. Seorang yang belajar
tidak pantas melakukan perbuatan itu karena ada seorang waliyullah
katakan ; قال الربيع بن أنس : من لم يخش الله فليس بعالم.
Orang yang
tidak takut kepada Allah swt maka bukanlah sebagai orang alim/ ulama.
Dan bagaimana seharusnya akhlak orang yang belajar maka hendaklah lihat
perkataan Aisyah r.ha ; قالت عائشة : كان خلقه القرآن، يرضي لرضاه ويسخط
لسخطه.
Akhlak Rasulullah saw ialah Alquran, beliau ridha dengan
senang hati mengikuti perintah Allah swt dan dengan senang hati
meninggalkan apa yang tidak disukai Allah swt. Kalau kita belum
mengikuti seperti itu maka akhlak kita tidak mengikuti Nabi saw dan juga
bertentangan dengan Alquran, lalu bagaimana bisa memahamkan kepada
orang lain kalau diri sendiri saja belum paham. Perbuatan ini sudah
semarak dimana-mana dan terhadap siapa saja. Maka kita kuatkan iman kita
agar terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh Allah swt ini. Dan
perlu diketahui bahwa ilmu, status apa saja pada seseorang tidak bisa
menahan perbuatan ini kecuali orang yang punya iman kuat. Jadi kenapa
maksiat meyebar, ini disebabkan daripada iman yang lemah. Sebagaiman
dalam makna hadits ; Tidak akan berzina orang yang berzina selama ia
masih beriman. Semoga Allah swt menjaga kita dan anak cucu kita dari
perbuatan yang dilarang - Nya, amin.